“Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) – semula bernama Akademik Ilmu Statistik (AIS) – merupakan perguruan tinggi kedinasan yang diselenggarakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) sejak tahun 1958. STIS menyelenggarakan program Diploma IV (D-IV) yang diterapkan dengan sistem paket yang dinyatakan dalam Satuan Kredit Semester (SKS) dan ditempuh selama 4 tahun. STIS memiliki 2 jurusan, yaitu Statistika dan Komputasi Statistik, di mana jurusan Statistika terbagi menjadi 2 bidang peminatan, yaitu Statistika Ekonomi dan Statistika Sosial Kependudukan. Lulusan STIS mendapat sebutan Sarjana Sains Terapan (S.S.T.).”
Paragraf di atas saya kutip dari web resmi STIS. Untuk informasi lebih lanjut terkait STIS, dapat dilihat di http://www.stis.ac.id.
Alkisah, saya pernah menjadi mahasiswa di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di tanah air. Pasca ospek, saya menemui PA untuk ‘izin’ menginggalkan kampus tersebut, dan berpindah haluan ke STIS.
Pertanyaan yang cukup sering terlontar dari rekan, kawan, saudara, dll adalah “Kenapa pilihanmu akhirnya jatuh ke STIS?”
“Sebenarnya apa sih keunggulan STIS?”
Jawab:
1. Setelah lulus akan diangkat menjadi CPNS, yang nantinya menjadi PNS/abdi negara untuk bekerja di Badan Pusat Statistik (BPS).
2. Selama pendidikan tidak dipungut biaya (alias gratis), dan [malah] mendapat uang saku perbulan (insyaAllah cukup untuk menambah kesejahteraan mahasiswa). Nominal dari uang saku ini kadang berubah pada tahun-tahun tertentu, ringkasnya mengalami kenaikan tapi periodenya tidak pasti. Kalau tidak salah ingat saat saya masih menjadi mahasiswa tingkat 4, tahun 2012, uang saku Rp 850.000, 00 perbulan.
Jawaban terkait keunggulan STIS tersebut adalah versi pendapat hasil survey kecil-kecilan, dan tentu tiap orang akan punya jawaban yang berbeda-beda. ^^
“Naaah, siapa saja yang boleh daftar?” HANYA siswa lulusan SMA/MA jurusan IPA.
“Jadi kalau STM atau SMK gak boleh donk?” Yaaa, gak boleh.
Untuk syarat detailnya, berikut saya kutipkan dari web STIS, berikut syarat dan ketentuan pada pendaftaran untuk tahun ajaran 2012/2013, barangkali akan ada perubahan di tahun selanjutnya, tapi biasanya kalau berubah gak signifikan.
Persyaratan dan Ketentuan
A. Seleksi
- Sehat jasmani dan rohani (dapat dan layak untuk bekerja dan beraktivitas, baik di dalam ruangan maupun di lapangan), tidak buta warna, dan bebas narkoba.
- Lulus Ujian Nasional SMA Jurusan IPA atau MA Jurusan IPA. Bagi lulusan sebelum tahun 2012, memiliki ijazah SMA Jurusan IPA atau MA Jurusan IPA, dan bagi calon lulusan tahun 2012 memiliki Surat Keterangan Lulus (SKL) dari Kepala Sekolah yang dilengkapi dengan pasfoto yang bersangkutan dan cap sekolah asal atau memiliki Surat Keterangan Hasil Ujian (SKHU) Nasional.
- Nilai Matematika dan Bahasa Inggris masing-masing minimal 7,00 pada kelas XII semester I (bukan hasil pembulatan dan bukan rata-rata). Untuk mata pelajaran yang terdiri dari mata pelajaran kognitif (pengetahuan) dan afektif (keterampilan), yang dilihat adalah nilai mata pelajaran kognitifnya. Jika tidak ada mata pelajaran tersebut pada kelas XII semester I (karena penerapan sistem SKS), yang dilihat adalah nilai pada semester terakhir saat mata pelajaran tersebut diselesaikan.
- Umur tidak lebih dari 22 tahun pada tanggal 1 Oktober 2012 (lahir tidak lebih awal dari tanggal 1 Oktober 1990).
- Belum menikah dan bersedia tidak menikah selama mengikuti pendidikan di STIS.
- Tidak sedang menjalankan ikatan dinas dengan instansi lain.
- Bersedia mematuhi peraturan Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS).
- Bersedia menandatangani Surat Perjanjian Ikatan Dinas (SPID) bagi yang dinyatakan lulus seleksi dan akan mengikuti pendidikan di STIS.
- Setelah lulus, bersedia ditempatkan di unit kerja Badan Pusat Statistik (BPS) di seluruh Indonesia sampai ke tingkat kabupaten/kota.
B. Penerimaan
- Memenuhi seluruh persyaratan seleksi, lulus ujian nasional, lulus seluruh tahap ujian seleksi, dan memenuhi persyaratan lain yang ditentukan oleh STIS.
- Seluruh biaya pendidikan ditanggung oleh negara. Selama mengikuti pendidikan akan diberikan Tunjangan Ikatan Dinas sesuai peraturan yang berlaku.
“Bagaimana cara daftarnya?”
Pendaftaran dilakukan oleh calon peserta secara online melalui internet dan dapat dilakukan dari mana pun.
“Ujiannya dimana?”
Peserta dapat memilih lokasi ujian di 33 provinsi di seluruh Indonesia. Calon peserta tidak harus mengikuti ujian sesuai tempat tinggalnya atau tempat di mana yang bersangkutan menyelesaikan pendidikan SMA/MA.
“Yang diujikan apa aja sih?”
A. Ujian tahap I: Matematika, Bahasa Inggris, dan Pengetahuan Umum
B. Ujian tahap II: Psikotes dan Wawancara
C. Tes kesehatan
“Di STIS asrama atau gimana sih?”
Kalau sekarang tidak ada asrama, jadi mahasiswa dibebaskan untuk kost/kontrak. Konon, menurut cerita pada tahun-tahun tempoe doeloe ada asrama untuk mahasiswa. Karena satu dan lain hal, barangkali karena dulu hanya menerima sedikit mahasiswa, jadi masih memungkinkan untuk asrama, meskipun gedungnya masih mungil. Tahun berganti, gedung pun berubah, menjadi lebih baik, luas ke atas, dan nyaman. So, sekarang ini STIS menerima lebih banyak mahasiswa, kalau tidak salah untuk tahun ini menerima 500 mahasiswa. Empat ratus lewat jalur Ujian Masuk STIS, 100 lewat jalur PMDK.
“Susah nggak masuk STIS?”
Persaingannya cukup ketat. Tahun ini pendaftar sekitar 28.000an, untuk memenuhi kuota 500 orang. Zaman saya lulus SMA tahun 2007, pendaftar STIS sekitar 13.000an orang, yang diterima sekitar 280an orang. Secara kasar bisa dikatakan perbandingannya 1:50.
“Setelah lolos dari ketiga seleksi, ada semacam ospek gitu gak?”
Di STIS dikenal dengan “MAGRADIKA” (Masa Integrasi Pendidikan Kampus). Kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) setiap awal tahun akademik. Diikuti oleh peserta yang telah lulus PMDK dan juga yang melalui Ujian Masuk STIS. Kegiatan ini telah dilaksanakan sejak tahun 1960 dengan nama Masa Pra Mahasiswa (MAPRAM). Nama Magradika mulai digunakan sejak angkatan ke-31 AIS/STIS. (*info: penerimaan mahasiswa baru untuk tahun ini, adalah penerimaan untuk angkatan 54.
Di STIS selama masa pendidikan memang jauh dari kekerasan, atau pun permainan fisik. Bisa dibilang selama pendidikan “pure” dengan senam otak via angka, data, rumus, program, grafik, table, dll. Namun, pada Magradika, diajak sedikit main fisik. Tapi jangan dibayangkan kita di ‘aniyaya’, masih taraf wajar seperti ospek di tempat lain.
“Susah nggak kuliah di STIS”
Jawaban tiap orang akan berbeda-beda. Banyak hitungan dan rumus. Bebas dari pelajaran Kimia, Fisika, Biologi. Fokus ke hitungan, hafalan juga banyak, hehehe. Komplit pokoknya. Pada mata kuliah tertentu, biasanya ujian mata kuliah hitungan, kita boleh open rumus, ada juga yang ujian open book, tapi tetap saja susah-susah gampang, hehe.
“Ada sistem Drop Out (DO) ya?”
Iya, DO bisa terjadi karena pelanggaran nilai akademik ataupun non nilai akademik. Non nilai akademik bisa dikarenakan karena pelanggaran norma (*dulu di zamanku ada buku catatan pelanggaran pakai point gitu sih, hehe, gak tau deh apa kabar sekarang). DO yang dikarenakan pelanggaran nilai akademik, kurang lebih seperti ini. Jadi pada tahun pertama (tingkat 1), pada semester 1, apabila ada satu saja nilai mata kuliah ‘‘inti’ yang dapat nilai dibawah C, maka DO. Atau mendapat nilai di bawah D pada mata kuliah bukan inti, maka DO. Atau IP kurang dari 2,00; maka DO. Aturan ini berlaku juga di semester2 (tingkat 1).
Untuk tingkat 2, 3, 4 masih ada sistem tinggal kelas. Jadi ketika pelanggaran nilai terjadi di tingkat 2, mahasiswa masih boleh mengulang tingkat 2 di tahun berikutnya. Tapi kalau ternyata setelah mengulang 1 tahun, nilainya tidak memenuhi lagi, maka DO. Berlaku juga untuk tingkat 3 dan 4. Jadi kuliah di STIS itu secara normal 4 tahun, dan maksimal 5 tahun. Pembagian IP di tingkat 2,3, dan 4 dilakukan 1 tahun 1 kali. Hal ini berbeda dengan ketika masih tingkat 1. Kalau tingkat 1, pembagian IP persemester, jadi ada 2 kali pembagian IP di tingkat 1. Jadi, ruginya gini, misalnya, ternyata kita tidak lulus pada matakuliah semester 3. Hal ini tidak langsung dikasih tahu. Jadi kita masih akan terkesan ‘enjoy’ mengikuti semester 4. Dan barulah di sementer 4 nanti ada pembagian IP nilai semester 3 dan 4. Kesan kasarnya, kita mengikuti semester 4 itu tidak ada artinya. Yang paling tidak mengenakkan, ketika di tahun terakhir kita tidak bisa lulus, DO tanpa ijazah. Kasarnya, kuliah selama 5 tahun tanpa ijazah.
Di tingkat 4, selain disibukkan dengan kuliah, ada juga skripsi dan kompre. Skripsi dikerjakan di semester 7 dan 8. Ada juga ujian kompre 1 SKS. Ujian kompre berisi ujian dari beberapa mata kuliah inti, dari tingkat 1 sampai 4. Ujiannya pada angkatanku berupa ujian pilihan ganda. Apabila tidak lulus, maka harus mengulang 1 tahun lagi (*apabila sebelumnya belum pernah tinggal kelas), bisa juga DO (*apabila sebelumnya telah tinggal kelas). Ini sangat menyedihkan, hanya 1 SKS, berisi beberapa butir soal, tapi berupa materi yang seabrek mata kuliah inti dari tingkat 1.
Oiya, kalau absen kurang dari 20% juga tidak boleh ikut ujian. Ini bisa berdampak juga menjadi DO, karena tidak mendapat nilai pada mata kuliah tersebut. Waktu saya tingkat 4, sistem handkey sudah mulai berlaku. Dan keterlambatan tiap sesi kuliah ternyata diakumulasi, bisa jadi saldo 1 kali tidak masuk, hehe. Entah kalau yang terkait akumulasi ini benar atau tidak, belum saya tanyakan ke pihak kampus, keburu sok sibuk dan lulus, hehe.
Puncak dari tangga di STIS adalah “WISUDA”^^
Semoga cerita ini bermanfaat bagi adek-adek yang membutuhkan informasi terkait STIS^^. Das semoga punya kesempatan untuk menceritakan hal lain yang lebih menarik di STIS. Dies Natalis, fosil, KSM, dll. Ringkasnya seru, asyik, menarik,d asyat kok kuliah di STIS^^.
tulisan ini ditulis 23 Juli 2012, dan seiring berjalannya waktu tentunya ada perubahan-perubahan terkait dengan sistem penerimaan mahasiswa di STIS, jadi untuk info yang lebih update teman2 bisa langsung berkunjung ke http://www.stis.ac.id
Terimakasih