[193] Shadow Economy


Saat aku menulis tulisan ini, aku masih juga belum selesai membaca karya Tere Liye yang berjudul ‘PULANG’. Dan aku pun berniat untuk menyelesaikannya. Sebuah buku yang membuatku tertohok, bahkan sejak di awal-awal kisah.

Untitled

Aku dan suami memang gemar membeli novel akhir-akhir ini, entahlah angin apa yang membuat suamiku ikutan candu membaca novel. Bahkan menjadi rekor, beberapa novel yang dibeli, telah tuntas dibaca suami, tapi belum juga terjamah olehku. Juga beberapa novel terjemahan. Sungguh aku sempat bertanya berulang-ulang, “apakah beliau baik-baik saja?”. Termasuk buku berjudul PULANG ini.

 Berkebalikan dengan awal-awal pernikahan, dulu aku lah yang khusyu’ meminta izin suamiku untuk membawa novel ke kasir. Saat itu suamiku terbiasa membaca di sudut ruangan toko buku, membaca tentang arsitek, fotografi atau hal lain yang begitu sulit aku jangkau. TAPI, bekebalikan dengan beberapa kurun waktu terakhir. Beberapa hari yang lalu, aku dan suami main ke toko buku. Seperti biasanya, suamiku menghampiri komputer yang nangkring di dinding, mengetik sesuatu, dan memasang wajah sedikit lesu jika buku yang dinanti-nanti belum jua ada di toko buku ini. Sebagaimana kemarin, suamiku pun menyodorkan 2 judul novel ke arahku meminta pendapat dan tanda setuju, sedang aku hanya menghabiskan waktu untuk membaca judul buku aneka resep masakan. Tapi hasilnya nihil. Tak ada satu judul pun yang menarik perhatianku, hingga aku tertarik untuk membeli DVD senam hiphop yang nangkring di barisan sebelah rak buku masak-masakan, dengan niat untuk olahraga indoor, demi membakar kalori. Semoga Allah ridha dengan perniagaan kami, aamiin.

Sepulang dari toko buku, aku tertarik untuk sekedar membolak-balik buku yang dipilih suamiku. Hingga akhirnya aku memabca buku PULANG tersebut. Tentu saja suamiku tidak komplain, karena beliau sedang asyik membaca novel yang satu lagi.

Saat aku menulis tulisan ini, aku masih juga belum selesai membaca karya Tere Liye yang berjudul ‘PULANG’. Sebuah buku yang membuatku tertohok, bahkan sejak di awal-awal kisah.

Pengetahuanku memang begitu sempit, apalah yang aku tahu tentang perekonomian, nol besar, aku tak tahu apa-apa. Meskipun dalam setiap tahunnya aku menulis publikasi berkaitan dengan perekonomian salah satu kabupaten. Buku yang memaparkan tentang seberapa besar Produk Domestik Regional Bruto baik berdasarkan harga nominal, ataupun harga konstan, juga tentang pertumbuhan ekonomi, distribusi perekonomian, indeks implisit serta lajunya, dan aku berusaha untuk menghitung angka-angka itu, hingga angka itupun rilis. Sebuah buku yang terbit dengan nilai serba estimasi, karena begitu sukarnya mendapatkan data-data tersebut di lapangan. Mencoba menghitung dengan metode pendekatan terbaik, mengumpulkan data-data dari berbagai sumber, dan sebagainya. Hingga, aku pun membaca berulang-ulang, ketika Tere Liye mengupas tentang shadow economy di dalam novel PULANG. Hubungan antara PDRB dan shadow economy……..

Karya-karya Tere Liye selalu membuat aku ternganga. Kagum dengan semua pengetahuannya yang ia tuangkan melalui karya-karyanya. Oh ya, aku juga suka banget dengan buku berjudul RINDU karya Tere Liye. Yuk membaca 🙂

4 respons untuk ‘[193] Shadow Economy

  1. Yg RINDU juga baguuus… klo PULANG belum kesampaian baca… hiks…
    Adikku jg suka novel2 beliau klo aku cuma nebeng aja..hehe

      • Iya.. menyatukan antara pengetahuan dan imajinasi… cakep banget…

        Tunggu dapet lungsuran dari adekku… disini gak ada gramed jeng… klo mau ya ke ‘kota’ dulu (6 jam perjalanan) 🙂

      • Waaa jauh banget ya tikaa…
        Di sni provisinya kecil si..jd kemana2 deket tikaa..hehe…
        Tp yaa gitu kadang suka gak lengkap fasilitasny…

Tinggalkan komentar