Ada cerita tentang kami dan tulisan.
Saat itu saya dan suami tinggal disebuah kost-kostan di Jakarta Timur, tinggal di sebuah ruangan yang berukuran kurang lebih empat kali empat meter. Saat itu kami berdua bersemangat mencari-cari info terkait lomba menulis di internet. Hingga suami saya memutuskan untuk mengikuti salah satu lomba menulis berkolaborasi dengan fotografi. Hadiahnya waktu itu terbilang sebuah nominal yang ‘waaw’ bagi kami. Meskipun teknisnya terbilang kompleks. Salah satu instrument yang digunakan dalam lomba itu adalah kuesioner. Teknisnya dengan mencari nara sumber yang pas, kemudian wawancara dengan kuesioner tersebut, diambil foto, menyertakan narasi, dan lain-lainnya.
Nara sumbernya saat itu adalah kaum dhuafa, karena berkaitan dengan buku yang akan disusun dalam kompetisi itu adalah tentang dhuafa perekonomian. Dari proses itu, kami banyak mendapatkan pelajaran baru. Meskipun, saya tidak serta merta ikut turun mewawancara, tapi informasi dari suami saya bisa membuka mata hati saya tentang bagaimana kehidupan di lapangan. Bahwa masih banyak yang lebih tidak mampu dibandingkan kami saat itu.
Salah satu nara sumber saat itu adalah keluarga yang mengusahakan pembuatan tempe. Suami saya jadi berkesempatan melihat live bagaimana tempe itu dibuat. Seruuu. Kalau saya sih, kebagian oleh-oleh fotonya saja, heee. Ada juga seorang pedagang sayur dengan penghasilan yang sangat minim, tak jarang sayurnya tak laku kemudian layu, sehingga ia tidak mendapatkan keuntungan di hari itu, justru rugi secara matematis dunia. Dan masih banyak lagi.
Yaaa, akhirnya suami saya mengirimkan karyanya. Satu-dua-tiga bulan, tak ada kabar. Hingga, beberapa bulan kemudian, datanglah kabar itu. Bahkan kami pun sudah lupa kalau kami pernah mengikuti kompetisi itu. Maha Besar Allah. Suami saya diminta mengirimkan alamat dan nomor rekening. Alamat untuk mengirim buku, dan nomor rekening untuk mentransfer nominal tertentu itu. Ini penampakan cover bukunya. Yaaa, meskipun hanya foto-foto dan isi kuesioner yang dimuat, kami sangat bersyukur kepada Allah. Alhamdulillah.
Oh ya, ada juga cerita kami yang dituangkan dalam bentuk tulisan, kemudian dimuat di Varia Statistik. Masuk di kolom Statistikana, hehee. Yaa, karena saya bercita-cita ingin jadi penulis, ketika tulisannya dimuat pasti saya sangat senang. Meskipun bagi oranglain ini sangat sederhana.
Ini dia penampakannya.
Do’akan saya ya, semoga Allah izinkan saya untuk berjuang dengan pedang pena. Untk bisa berdakwah lewat sebuah tulisan. Sebuah cita-cita besar, yang ingin saya capai.
//