0

[164] Tulisan


Ada cerita tentang kami dan tulisan.

Saat itu saya dan suami tinggal disebuah kost-kostan di Jakarta Timur, tinggal di sebuah ruangan yang berukuran kurang lebih empat kali empat meter. Saat itu kami berdua bersemangat mencari-cari info terkait lomba menulis di internet. Hingga suami saya memutuskan untuk mengikuti salah satu lomba menulis berkolaborasi dengan fotografi. Hadiahnya waktu itu terbilang sebuah nominal yang ‘waaw’ bagi kami. Meskipun teknisnya terbilang kompleks. Salah satu instrument yang digunakan dalam lomba itu adalah kuesioner. Teknisnya dengan mencari nara sumber yang pas, kemudian wawancara dengan kuesioner tersebut, diambil foto, menyertakan narasi, dan lain-lainnya.

Nara sumbernya saat itu adalah kaum dhuafa, karena berkaitan dengan buku yang akan disusun dalam kompetisi itu adalah tentang dhuafa perekonomian. Dari proses itu, kami banyak mendapatkan pelajaran baru. Meskipun, saya tidak serta merta ikut turun mewawancara, tapi informasi dari suami saya bisa membuka mata hati saya tentang bagaimana kehidupan di lapangan. Bahwa masih banyak yang lebih tidak mampu dibandingkan kami saat itu.

Salah satu nara sumber saat itu adalah keluarga yang mengusahakan pembuatan tempe. Suami saya jadi berkesempatan melihat live bagaimana tempe itu dibuat. Seruuu. Kalau saya sih, kebagian oleh-oleh fotonya saja, heee. Ada juga seorang pedagang sayur dengan penghasilan yang sangat minim, tak jarang sayurnya tak laku kemudian layu, sehingga ia tidak mendapatkan keuntungan di hari itu, justru rugi secara matematis dunia. Dan masih banyak lagi.

Yaaa, akhirnya suami saya mengirimkan karyanya. Satu-dua-tiga bulan, tak ada kabar. Hingga, beberapa bulan kemudian, datanglah kabar itu. Bahkan kami pun sudah lupa kalau kami pernah mengikuti kompetisi itu. Maha Besar Allah. Suami saya diminta mengirimkan alamat dan nomor rekening. Alamat untuk mengirim buku, dan nomor rekening untuk mentransfer nominal tertentu itu. Ini penampakan cover bukunya. Yaaa, meskipun hanya foto-foto dan isi kuesioner yang dimuat, kami sangat bersyukur kepada Allah. Alhamdulillah.

1171159_506831226080856_783568414_n

Oh ya, ada juga cerita kami yang dituangkan dalam bentuk tulisan, kemudian dimuat di Varia Statistik. Masuk di kolom  Statistikana, hehee. Yaa, karena saya bercita-cita ingin jadi penulis, ketika tulisannya dimuat pasti saya sangat senang. Meskipun bagi oranglain ini sangat sederhana.

Ini dia penampakannya.

c4a87f042e1a11e3997822000a1fd57c_7Do’akan saya ya, semoga Allah izinkan saya untuk berjuang dengan pedang pena. Untk bisa berdakwah lewat sebuah tulisan. Sebuah cita-cita besar, yang ingin saya capai.

//

0

[163] Mekar


10729437_840038002694612_2096081506_n

Ada suatu harapan besar dalam diriku, suatu ketika diri ini akan mekar bersama dengan cuindcraft. Menuai yang indah dan halal dari-Nya. Semoga Allah senantiasa ridha.

Cruel bros, begitulah kami menyebutnya. Bros yang berbahan dasar pita satin 1 inchi, dipadankan dengan kain flanel, lem, serta peniti. Diameternya sekitar 4-6 cm. Harga jualnya 8.000 rupiah. Cruel bros ini seringkali dibuat saat malam tiba, ataupun saat hari libur kerja. Yaaa, karena kami masih bekerja di ‘luar’ rumah.  Meskipun, terkesan dikerjakan di jam yang tak beraturan, kami terus bersemangat untuk mengerjakan cruel bros dengan penuh cinta.

1390305_887761487908500_1847520273_n

Masih ingat, dulu, pas awal-awal buat, bentuknya pun masih banyak kekurangan. Meskipun hasil yang sekarang juga masih banyak kekurangan, setidaknya lebih baik dari yang dulu-dulu. Selalu ada pelajaran baru dalam setiap mengerjakan. Oooo ternyata begini, ternyata begitu.

Satu-dua-tiga, … dan kesekian kalinya jari-jari ku sering tertusuk jarum dalam proses pembuatannya, berdarah sedikit. Setiap itu pula, suamiku mengatakan, ”pelan-pelan…..dan semua nasehatnya yang hampir aku hafal urutan kata-katanya.’ Yang paling sering menjadi korban adalah jari tengahku di tangan kanan, yaaaa, karena ia termasuk kategori jari yang paling berperan besar dalam membuat cruel bros. Sakit saat tertusuk? Tidak juga. Rasanya menyenangkan. Menikmati setiap proses hingga bisa melihat mekarnya sang cruel bros.

10706923_1707227426169659_729047474_n

Oh ya, hasil akhir dari cruel bros, dalam artian rapi atau tidaknya, bergantung pula pada mood yang ada dalam diri. Kalau mengerjakannya dengan penuh senyuman, biasanya hasilnya pun memuaskan, begitu pula sebaliknya. Ikhlas. Dengan penuh harapan, kepada seseorang yang nantinya akan memakai cruel bros akan bahagia.

10725147_1564407980449806_1417526283_n

Hari ini, dimana 25 tahun yang lalu aku dilahirkan. Hari ini, dimana 14 tahun yang lalu Doddy Afrizal dilahirkan. ‘Segala puji hanya bagi-Mu ya Rabb’

Sesungguhnya semua hari adalah spesial dari Allah, tidak hanya hari ini. Bersyukur bisa disampaikan Allah ke usia ini, dan tidak hanya hari ini seharusnya bersyukur, setiap hari haruslah diri ini bersyukur. Tak ada lilin, tak ada kue, karena Rosulullah pun tidak melakukannya. Semoga Allah ampunkan dosa-dosa yang lalu, yang pernah salah kaprah dalam mengartikan hari kelahiran.

10731479_294285214094906_1619366600_n

Kepada suamiku, terimakasih untuk kesetiaan dan ketulusannya selama ini. Allah telah kirimkan engkau untuk menjadi pendamping yang begitu ‘baik’ padaku, dengan segala kekuranganku, kecerobohanku, kekanak-kanakanku, kepolosanku, dll.

Kepada adikku Lia, Yulia Nur Atriksa yang kini sedang menempuh D3 akuntansi di STAN, terimakasih untuk do’anya di video yang telah dibuat. Beberapa kali airmata ini menetes melihat video itu, banyak kenangan indah di foto-foto itu. Rindu kamu, rindu Doddy, Pak’e, Mak’e, Biyung, dan Pak Tuwo yang telah dipanggil Allah terlebih dahulu, terimakasih banyak untuk do’a tulusmu Ya. Maaf ya, mbak Indri nggak bisa terlalu komen banyak tentang video itu. Terimakasih telah mengingatkan diri ini untuk bermuhasabah. Semua hari adalah baik, semua hari adalah spesial dari Allah, hari Jum’at, hari Arafah, Lailatul Qadar, 10 hari di bulan Dzulhijah, dll. Seperti halnya bulan terbaik dalam 1 tahun adalah bulan Ramadhan.

Saling mendo’akan di setiap waktu, tak hanya di hari kelahiran. Senantiasa berbagi dalam setiap kesempatan. Traktir sesuatu bukan karena hari lahir, tapi kapan pun bisa, dan alasannya adalah Karena Allah. Karena Allah pun mengajarkan indahnya berbagi tak hidup pelit. Menjadikan setaip hari sebagai remainder bahwasanya kita semuanya senantiasa berjalan menuju kematian, menuju batas waktu yang digariskan oleh-Nya. Semoga dengan disampaikan usia di titik ini, semakin baik lagi untuk bermuhasabah. Aamiin.

10724176_554208321347331_2061882449_n

Kepada adikku Doddy, yang terlahir di tanggal dan bulan yang sama denganku, yakinlah bahwa ini semua adalah rekayasa dari Allah. Tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Semua terjadi atas kehendak-Nya, termasuk ketika kita terlahir di tanggal dan bulan yang sama persis. Tak ada lagi ucapan atau yang lainnya untukmu. Selalu mendo’akan di setiap waktu, setelah shalat, diantara adzan dan iqomah, sebelum berbuka puasa, di hari Arafah, di hari Jum’at, dll. Sepanjang hari, sepanjang waktu adalah kebaikan dari Allah. Semoga diri ini senantiasa dibimbing ke jalanNya yang lurus.

//

0

[162] Jomblo, Mari Menyiapkan Pernikahan dengan Matang


10731964_1517659241785073_952492187_n

Maha Besar Allah yang telah menciptakan rasa kasih dan sayang, yang telah menciptakan manusia berpasang-pasangan, yang telah meniupkan rasa cinta ke setiap qalbu insan. Tak bisa dipungkiri, awal mula dari adanya suatu ikatan keluarga adalah dimulai dari adanya rasa cinta. Ibarat suatu kendaraan, cinta merupakan bahan bakar yang menjamin kendaraan ini mampu tetap bergerak. Membicarakannya memang tidak akan ada habisnya, selalu menarik untuk dibahas, apalagi kalau sedang merasakannya…hemm….

Pernikahan merupakan sesuatu yang diingini oleh setiap orang. Suatu ikatan suci yang mampu merubah yang haram menjadi halal, sebuah hubungan saling menguntungkan antara dua insan dalam mencapai kebahagiaan. Sebuah bahtera yang mampu mengarungi samudra luas kehidupan menuju pulau cinta-Nya hingga mampu mencapai pelabuhan Jannah. Sesuatu yang menjadi tujuan hidup setiap insan.

Pernikahan bisa saja dilakukan oleh setiap orang dengan berbagai tujuan. Jangan sampai tujuan melakukan pernikahan hanya untuk memenuhi hasrat akan syahwat dalam diri saja. Karena jika hal ini saja yang menjadikan alasan melakukan pernikahan maka tidak akan berbeda jauh dengan perilaku para hewan.  Pernikahan seharusnya memiliki tujuan yang lebih mulia, menjadikan setiap hal yang dilakukan di dalamnya dapat terus menambah nilai kebaikan di hadapan Allah. Sehingga merancang suatu pernikahan yang barokah merupakan suatu tujuan yang seharusnya dikejar.

Menyiapkan suatu pernikahan yang barokah harus dimulai dari sebelum pernikahan dilakukan. Diantara hal yang menjadikan suatu pernikahan tidak berkah adalah ketika syahwat yang mendahului dan ketika syariat diinjak-injak. Ketika suatu pernikahan sebelumnya diawali dengan perbuatan-perbuatan yang melanggar syariat-Nya maka keberkahan dalam pernikahan akan menjadi lebih sulit untuk diperoleh. Sebagai contoh, ketika pernikahan diawali dengan proses pacaran yang nyata-nyatanya dilarang, yang ternyata di dalamnya banyak kejadian-kejadian yang seharusnya tidak boleh dilakukan, seperti saling berpegangan tangan, berduaan dan perbuatan lainnya yang mendekati perzinaan maka bisa jadi ini adalah awal dari ketidakberkahan dalam pernikahan. Ketika sudah terjadi? maka lekaslah bertaubat dan menjaga diri agar tidak lagi melanggar batasan yang telah ditetapkan kemudian segera menyegerakan.

Sebaliknya, jalan yang dapat ditempuh agar mendapat pernikahan yang barokah adalah dengan terlebih dahulu memulai dengan jalan yang syar’i, tanpa melalui pacaran tapi dengan ta’aruf yang dilandasi dengan rasa cinta kepada Allah. Dengan tetap menjaga kesucian diri dan terus meminta kepada Allah. Suatu pernikahan yang barokah adalah suatu pernikahan yang dilandasi dengan sikap Tauhid yang benar. Bahwa segala sesuatu telah ditakdirkan atas kehendak Allah.

Pernikahan yang diawali dengan niatan dan perbuatan yang baik disertai langkah nyata mengejar apa yang diridho-Nya akan melahirkan keluarga yang barokah, yang berlandaskan atas syariat-Nya. Menjadi keluarga penghasil anak-anak sholeh yang mampu menegakkan syariat-Nya dalam kehidupan, yang tak pernah lepas dari Qur’an dan mengingat-Nya. Keluarga yang bukan saja hanya menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah, tapi sebuah KELUARGA DAKWAH yang tangguh dan kokoh. Keluarga yang lahir dan mempraktekan nilai-nilai Qur’an dalam kehidupan rumah tangga. Menjadi keluarga penghafal Qur’an dan mengambil nilai Qur’ani dalam setiap langkah. Keluarga yang dibentuk berlandaskan atas rasa cinta pada Allah yang kemudian mampu menjadi madrasah kehidupan untuk meniti bekal ke jannah-Nya.

Keluarga DaSaMaRa. Keluarga Dakwah yang Sakinah, Mawaddah Warahmah. Ini seharusnya yang menjadi visi pernikahan kita.

Jomblo?

Salah satu perkataan Ust. Bachtiar Nasir yang cukup terekam kuat di memoriku ketika seminar APWA adalah tentang rahasia mencari jodoh bagi para jomblo. Ada dua rahasia yang sebaiknya kita lakukan dalam mencari jodoh, yang pertama adalah tetap menjaga kesucian diri dan yang kedua adalah mintalah kepada Allah.

Yang harus menjadi catatan penting dan pegangan untuk kita para jomblo dalam menanti jodoh adalah bahwa Allah telah menyiapkan untuk kita jodoh masing-masing. Karena manusia telah diwajibkan oleh Allah untuk berpasang-pasangan. Kita hanya perlu berpikir positif kepada Allah, berkhuznudzon bahwa Allah akan memberikan jodoh yang terbaik untuk kita, tentu saja diikuti dengan sikap nyata menjaga kesucian diri dan terus berdoa serta berusaha. Semakin besar sikap khuznudzon kita kepada Allah tentang jodoh kita maka akan semakin Allah dekatkan dia untuk kita. Dan jika waktunya sudah tiba maka kita akan dipertemukan dengan jodoh kita oleh Nya yang kemudian akhirnya bisa menjalani hidup dengannya. Seseorang yang telah Allah takdirkan menjadi bagian dari kehidupan kita.

Dimana mencari Jodoh?

Sebuah kajian dari Ustadz Yusuf Mansur yang senantiasa terngiang dalam ingatanku adalah perihal rahasia mencari jodoh. Kalau kita ingin mencari jodoh paling tepat adalah di pabriknya jodoh. Dimana itu? Allah. Di seperdua malam, di sepertiga malam.

Dalam kajian itu Ustadz juga mengilustrasikan kurang lebih seperti ini, “Nak, sekarang Ibu tahu, kenapa kita sudah pasang iklan di 17 koran, kamu belum juga ketemu jodohmu. Sebab kita salah nyari Nak, kita nyarinya di jalan, seharusnya nyarinya ke Allah.”

Yuk kita cari jodoh di pabriknya jodoh.

(tulisan ini sebagian besar bersumber dari tulisan suami saya di sini, untuk sahabat semuanya yang ingin mempersiapkan pernikahan atau masih abu-abu tentang pernikahan silakan berkunjung ke http://apwa.wordpress.com/. Semoga bermanfaat, semoga semua yang membaca tulisan ini dan belum jua dipertemukan dengan jodohnya, semoga dimudahkan oleh Allah untuk menggapai pernikahan yang barokah, aamiin)

Semoga bermanfaat

//