0

[137] Al Qur’an Digital Dibawa ke Kamar Mandi, Boleh nggak?


toilet

Ketika saya masih duduk di bangku kuliah, saya bersama sahabat saya (Putri) rutin mengikuti kajian di AQL Islamic Center. Ada banyak hal yang tidak bisa kami ceritakan satu persatu, kenapa kami senantiasa tertarik untuk pergi mengaji ke sana. Semoga Allah senantiasa memberikan kebaikan kepada guru-guru juga para pejuang dakwah. Para pejuang yang berjuang karena agama Allah, bukan karena yang ‘lain’.

Saat itu, saya sedang mengikuti kajian, saya lupa kajian kamis malam atau kajian sabtu siang. Di mana saat itu, Allah mengizinkan saya untuk menerima sebuah ilmu berkaitan dengan judul dari tulisan ini. Sebuah pemaparan yang gamblang dari seorang guru ngaji. Saya pun pernah menyelipkan tentang hal ini, di blog ini juga, tapi karena keterbatasan ingatan saya dan kekurangmampuan saya dalam menyampaikan ulang, sehingga informasi yang saya sampaikan mungkin kurang lengkap.

Segala puji hanya bagi Allah, beberapa waktu yang lalu, saya diizinkan untuk memiliki buku ‘Anda Bertanya Kami Menjawab’ yang ditulis oleh Ust.Bachtiar Nasir. Sebuah buku terbitan Gema Insani Press. Buku tersebut berisi kumpulan dari pertanyaan dari masyarakat yang kemudian di jawab oleh Ust. Bachtiar Nasir. Dan saya sangat tertarik untuk menuliskan ulang salah satu bahasannya. Semoga bermanfaat, selamat membaca 🙂

Di halaman 203, judulnya Al-Qur’an Digital Dibawa ke Kamar Mandi

Assalamu’alaikum

Ustadz, dalam rangka meningkatkan keimanan kepada Allah dan kemudahan untuk membaca Al-Qur’an, saya menginstal Al-Qur’an digital pada HP (ponsel) saya. Karena berbagai hal, seperti lupa, terburu-buru, takut HP hilang, terkadang HP saya bawa ke kamar mandi untuk buang air. Bagaimanakah statusnya yang demikian itu? Terimakasih atas jawabannya ustadz.

Wassalam

Annisa Palupi, Cinere, Depok

Jawab:

Wa’alaikumsalam

Berbahagialah Anda yang telah memanfaatkan rezeki Allah—memiliki HP dan benda elektronik lainnya—di jalan Allah. Begitulah hendaknya seorang mukmin mensyukuri nikmat Allah Subhaanahu wa ta’ala.

Membawa mushaf digital di HP ke WC atau toilet: Jika dengan sengaja membuka (on/aktif) mushaf di HP dalam WC atau toilet, atau membiarkan mushaf terbuka baik dalam bentuk data teks atau audio maka pelakunya berdosa. Namun, jika dalam keadaan tertutup (off/tidak aktif) atau lupa lalu segera menonaktifkan mushaf di HP, maka pelakunya tidaklah berdosa. Mushaf di HP dapat dihukumkan seperti mushaf dalam bentuk kitab atau buku jika dalam keadaan aktif saja.

Berikut beberapa keterangan yang menjelaskan jawaban di atas:

Diriwayatkan bahwa apabila Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke dalam WC, beliau melepas cincinnya. (HR Abu Dawud). Sebab pada cincin Rosulullah terdapat tulisan lafzhul jalaalah (lafazh “Allah”).

Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan perantaraan Malaikat Jibril yang lafazhnya merupakan mukjizat, membacanya adalah ibadah, tertulis dalam mushaf, dan tersebar dengan cara mutawatir. Oleh karena itu, membawa mushaf di HP ke toilet dalam keadaan aktif atau terbuka bertentangan dengan misi turunnya Al-Qur’an. Sesuai definisi di atas, sepantasnyalah Al-Qur’an ditempatkan dan diinteraksikan dengan cara yang memuliakan Al-Qur’an itu.

Mushaf Al-Qur’an. Kata Mushaf dapat disebut dengan tiga cara:1. Mushaf, 2. Mashaf, 3.  Mishaf. Namun,  yang mansyur digunakan adalah kata “mushaf dan mishaf”. Abu Ja’far an-Nuhas dan selainnya menyebutnya “mashaf”. Asal kata mushaf bagi Al-Qur’an menurut Ibnu Mas’ud diambil dari kebiasaan orang-orang Habasyah atau Etiophia dalam menamai kitab suci mereka. Dalam bentuknya, mushaf tidak harus terdiri dari 30 juz dan tidak mesti dalam bentuk buku atau Kitab. Sebuah mushaf dapat berbentuk tulang, batu, pelepah kurma, daun, kulit hewan, dan lain-lain. Jadi, mushaf Al-Qur’an adalah benda yang tertulis di atasnya huruf-huruf berupa ayat-ayat Al-Qur’an. (At-Tibyan fi Adab Hamalatil Al-Qur’an)

 

2

[135] Keluarganya Allah [episode 2]


999162_756182331065647_1967773241_n

Semua terjadi atas kehendak Allah, tidak ada sesuatu yang kebetulan di dunia ini. Hal ini juga berlaku pada dirinya. Tertanggal 25 November 2013, Allah membawanya untuk singgah di sebuah web yang beralamat di ‘kuliah-online.com’. Sebuah web yang memang sengaja ia cari, sebuah web dibawah asuhan Ust.Yusuf Mansur.

Usut punya usut, beberapa hari belakangan ini, ia terlihat lebih khusyu’ mencari dan mendengarkan video dari Ust. Yusuf Mansur. Tentu saja ia tidak merasa kesulitan mencari video-video tersebut, karena memang telah banyak yang ter-upload di youtube.

Alhamdulillah, ketika ia membuka kuliah-online.com tertulis bahwa masih ada waktu sekitar 15 jam lagi untuk mendaftar sebagai peserta kuliah online angkatan 122. Bergegaslah ia untuk melakukan register, jeda beberapa saat kemudian ‘teraktivasi’ oleh pihak ‘wisata hati’. Alhamdulillah. Semoga Allah memudahkan langkahnya untuk kembali menimba ilmu. Semoga Allah senantiasa mengobarkan semangatnya.

Kenapa masih ikut kuliah online di wisata hati? Bukankah kesibukannya di kantornya sudah cukup menyita banyak waktunya? Bukankah mengejar S2 di bidangnya lebih menarik ketimbang…..

Kenapa? Itu semua ia lakoni karena ia sadar bahwa kesibukannya bergelut dengan angka-angka belum tentu bisa membawanya ke syurga Allah. Ia sadar bahwa waktu yang ia habiskan untuk sekedar berpikir di meja kerja ber-AC itu, belum tentu tercatat sebagai amalan ibadah di sisi Allah. Banyak hal yang ia sadari, bahwa ia hanyalah manusia lemah yang berlumur dosa.

Betapa bersyukurnya ia, karena Allah masih memberikannya ‘niat’, sehingga ia tidak meninggalkan kebiasaan lamanya. Ia masih asyik menikmati kajian dari media online, termasuk rajin mendownload dari web favoritnya, di ‘aqlislamiccenter.com’. Masih terus mencoba mengoneksikan dengan aqltv.com, meskipun masih sering terkendala ‘stream-not found’, juga masih asyik berselancar di dumay untuk mencari video para hafidz Indonesia.

 “Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia, para sahabat bertanya, “Siapakah mereka ya Rosulullah?” Rosul menjawab, “Para ahli Qur’an. Merekalah keluarga Allah  dan pilihan-pilihanNya”. (HR Ahmad)

Segala puji hanya bagi Allah, Allah lah yang telah mengizinkannya untuk kembali mengejar cita-cita besarnya itu. Maha besar Allah yang telah memberikan ia kesempatan untuk menikmati indahnya perjuangan untuk menghafal ayat-ayat Al-Qur’an. Ia masih ingin meraih cita-cita besarnya itu. Menjadi hafidzah, meskipun seharusnya ia malu dengan usianya yang mendekati seperempat abad itu. Kenapa ia baru memulainya?

Utsmani online yang telah ia jalani. Pertemuan 1, 2, 3, dst . Tak jarang ia kembali terjangkit virus malas. Tak jarang ia mendapat PR dari ustadzahnya berkaitan dengan teori mahroj, sifat huruf, juga hukum tajwid, yaaa karena ia seringkali ‘lupa’ jikalau tidak dipaksa menghafalkan teori-teori itu. Tak jarang ia terkena teguran buih dari ‘rasa malas’ yang masih setia ia simpan. Apa kabar hadist yang telah ia hafal dulu? Bahkan tidak ada satu hadist pun yang masih terekam lengkap dalam memorinya, baik lafal, arti, ataupun periwayatnya.

Beberapa hari yang lalu, tepatnya dipertemuan ke 5 di Utsmani online, ia telah menyetor hafalan juz 30. Betapa bersyukurnya ia, meski ada beberapa ayat yang masih harus dibantu oleh ustadzahnya. Tapi, jelas senyumannya telah terukir. Ia kembali menemukan semangat itu. Ia kembali menemukan ‘nada’ dari murotal yang membuatnya mudah untuk menghafal. Semua terjadi atas izin Allah. Memperbaiki niat, dan berdo’a, minta sama Allah.

Ia rajin mendengar, mendengar, dan mendengarkan juz 30. Sampai tiba di suatu titik, ia menemukan irama yang pas, hal itulah yang membuatnya mudah untuk mengingat ayat demi ayat dari Al-Qur’an. Setelah itu, barulah ia membaca berulang-ulang. Tak lupa ia juga memperhatikan terjemahannya, karena itu juga menjadi salah satu trik untuk memudahkan mengingat.

Maha besar Allah, tertanggal 24 November ia telah mengikuti ujian Utsmani online juz 30. Senyumnya pun bertambah merekah karena ia artinya tiket untuk bisa menyetor juz 29. Ia mulai surah Al-Mulk. Semoga Allah memudahkan langkahnya, memulai menghafal juz 29, dan muraja’ah juz 30.

Betapa bersyukurnya ia, di tengah semangatnya yang menggebu-gebu untuk menghafal Al-Qur’an, sebuah paket bermassa lebih dari 14 kg dari Jakarta pun tiba. Sebuah bungkusan besar yang berisi 2 paket Mushaf-Qu, buku tadabbur jilid 1 (yang berisi tadabbur juz 1 dan juz 2), juga buku berjudul ‘Anda Bertanya Kami Menjawab’ yang ditulis oleh Ust. Bachtiar Nasir.

Apa itu Mushaf-Qu? Mushaf-Qu, cara mudah dan praktis menulis Al-Qur’an. Semoga Allah memberinya kesempatan untuk bisa menulis Al-Qur’an dengan tangannya sendiri, dengan menebalkan (tracing) huruf demi huruf.

Semoga ia tetap bersama semangatnya. Semoga.

1451556_756200284397185_855491398_n