3

[128] Teluk Tomini, Task Force Sensus Pertanian 2013 (ST2013)


OLYMPUS DIGITAL CAMERAMaha Besar Allah, pasti indah dalam setiap cintaan-Nya.

Berikut ada beberapa foto oleh-oleh dari melaksanakan tugas terkait ST2013 di Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Tugas kami sebagai Task Force adalah ‘berkunjung’ bertemu petugas dengan mengelilingi wilayah Gorontalo, tentunya dengan mengantongi amanah dan tugas dari pimpinan. Bagi kami berdua, mendapat tugas keluar kantor alias ke lapangan menjadi suatu tawaran yang sangat menarik. Berpetualang dengan medan yang ‘anyar’ bagi kami, tentu sangat menyenangkan. Terlebih bersama orang yang dicinta. Melihat panorama nan indah lukisan Allah sepanjang perjalanan.

Kami siap berangkat, saya bonceng suami naik motor. MasyaAllah, panorama yang begitu mempesona. Lekas-lekas saya ambil kamera, cepret-cepret. Saya sendiri tak jago dalam hal foto-fotoan, biasanya suami yang jepretin. Namun, kali ini saya harus berusaha sendiri. Bermodal kamera saku dengan posisi motor berjalan dalam track yang ‘wow’ tak menghalangi niat saya untuk foto-foto. Meskipun hasilnya, masih sederhana. Alhamdulillah.

Sepanjang kami menjelajah Kabupaten Gorontalo. Ada 2 kecamatan yang cukup sulit untuk dijangkau. Dua kecamatan tersebut cukup jauh dari kota. Akses jalan menuju ke kecamatan tersebut juga cukup ekstrim bagi yang baru pertama menjelajah. Sebelum saya sampai di Kecamatan tersebut, sepanjang perjalanan, saya bertanya-tanya, beneran ada penduduk yang tinggal di sana? Kenapa mereka tidak memilih tinggal di kota? Dan sesampainya di sana, saya baru tahu alasannya, di sana begitu indah. Dua kecamatan tersebut berbatasan langsung dengan Teluk Tomini. Dua kecamatan tersebut adalah Batudaa Pantai dan Biluhu.

………………………………………………………………………………………………………………………………….

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

OLYMPUS DIGITAL CAMERA Foto di Kecamatan Batudaa Pantai yang berbatasan langsung dengan Teluk Tomini.

………………………………………………………………………………………………………………………………….

OLYMPUS DIGITAL CAMERAFoto suamiku tercinta bersama awan yang begitu indah, di jalan menuju Kecamatan Bilato. Kita berhenti sejenak untuk melihat Peta.

OLYMPUS DIGITAL CAMERABersama senja, perjalanan pulang dari Kecamatan Motilango

………………………………………………………………………………………………………………………………..

OLYMPUS DIGITAL CAMERAFoto di Kecamatan Biluhu yang berbatasan langsung dengan Teluk Tomini. Untuk menjangkau kecamatan ini, kami harus melewati bukit selama kurang lebih 1 jam. Dan tentunya jarang bepapasan dengan manusia, karena kanan-kirinya seperti hutan dengan medan yang cukup menantang. Sepanjang perbukitan, saya tak terlalu akrab dengan kamera, karena medannya naik-turun, sehingga kurang terdokumentasi. Setelah melintasi perbukitan, kami disuguhi turunan dengan panorama biru laut yang menawan.

OLYMPUS DIGITAL CAMERASepanjang perjalanan pulang, kami ditemani hujan. Kami juga melintasi beberapa sungai tanpa jembatan. Petualangan yang begitu menyenangkan.

OLYMPUS DIGITAL CAMERAOLYMPUS DIGITAL CAMERA

OLYMPUS DIGITAL CAMERABahkan ketika perjalanan pulang, jalan perbukitan itu banjir. Akibat mendapat kiriman air dari wilayah yang lebih tinggi. Hehe, main-main air yuk 🙂

Pemandangan menuju kecamatan Biluhu

OLYMPUS DIGITAL CAMERASalah satu rumah penduduk di Kecamatan Biluhu

OLYMPUS DIGITAL CAMERAPemandangan indah di Kecamatan Biluhu yang berbatasan langsung dengan Teluk Tomini. Lautnya indah. Biru. Saya sangat suka.

Sebuah pelajaran berharga bagi kami. Kenapa mereka tidak pindah ke kota? Kenapa mereka masih bertahan di wilayah yang tidak mudah untuk dijangkau? Kenapa? Karena Teluk Tomini. Karena Allah. Karena tak selamanya hidup diperkotaan itu jauh lebih baik. Karena kebesaran Allah.

ST2013 mencakup seluruh wilayah Indonesia. Tulisan ini hanya salah satu oleh-oleh kami dari tanah Gorontalo. Pasti lebih banyak  dan lebih indah lagi oleh-oleh dari teman-teman yang lain. Dan medan kami, pasti belum seberapa jika dibandingkan dengan yang lain. Ini ceritaku, apa ceritamu?

28

[127] Ikan Nike (Dowu) hanya Muncul di Bulan Gelap


Maha Besar Allah, karena selalu ada yang indah dalam semua ciptaan-Nya.

Masih dalam tahun pertama, saya dan suami menjajaki tanah Gorontalo. Ada cerita menarik yang saya dapatkan di sini, pengetahuan yang baru saya temui di bumi Gorontalo. Tentang salah satu jenis ikan yang hanya muncul sebulan sekali, munculnya pun di bulan gelap atau biasanya disebut bulan mati oleh masyarakat Gorontalo. Dalam setiap akhir bulan dalam kalender Qomariah, khususnya di muara sungai Bone, akan muncul ikan kecil-kecil dalam jumlah yang banyak. Kalau menurut saya bentuknya mirip ikan teri, tapi ukurannya lebih kecil. Kalau menurut suami saya warnanya mirip udang, hehe. *ini hanya menurut kami. Dari pada penasaran dengan bentuknya, silakan dilihat sendiri ya 🙂

OLYMPUS DIGITAL CAMERAOLYMPUS DIGITAL CAMERA

Saya sendiri belum terlalu paham dengan ikan jenis ini. Masyarakat biasa menyebutnya ikan Nike Baru atau ikan Duwo. Menurut informasi yang saya dapatkan, ikan ini muncul secara bergerombol, berasal dari hulu sungai Bone terbungkus selaput dan hanyut dibawa arus sungai ke laut. Sampai di laut, selaput yang sangat besar tersebut pecah jika ada ikan laut yang menggigitnya, sehingga ikan Nike menyebar. Dan akan menyebar di laut selama beberapa hari. Karena begitu populernya jenis ikan ini, kehadirannya tak hanya ditunggu-tunggu oleh para nelayan tapi juga oleh masyarakat Gorontalo. Saya dan suami pun termasuk yang merindukan masa panen ikan ini, yang memang hanya terjadi sekali dalam sebulan. Ceritanya, kami memang punya jadwal rutin ke pasar tradisional sekali dalam satu pekan. Awal datang ke Gorontalo, saya juga belum tahu apa itu ikan Nike, sewaktu masih singgah di provinsi, saya pernah dikasih tetangga, tapi ikan Nike dalam ujud sudah jadi peyek. Hingga suatu ketika, saya pergi ke pasar karena memang bertepatan dengan jadwal belanja ke pasar. Waktu itu ada ibu-ibu pedagang yang berteriak ‘ada nike’, memang kalau di Gorontalo itu teriakan penjual sangat dasyat, hehe. Sekilas melihat ada ikan kecil-kecil, spontan saya langsung memanggil suami saya,  “Mas”. Dalam hati, akhirnya ketemu juga dengan ikan Nike yang populer itu, hehe. Dan terjadilah proses transaksi jual beli, saya membeli seharga 15.000 satu kaleng susu. Itulah pertamakalinya saya membeli ikan Nike. Berapapun harga yang  penjual sebutkan, tanpa menawar saya langsung beli. Pikir saya, keburu kehabisan karena hanya muncul sekali dalam sebulan. Dan ternyata setelah saya berjalan beberapa langkah, ada banyaaaaak sekali penjual ikan nike dengan kisaran harga 10.000 per kaleng susu (*tahun 2013). Heeee, ternyata panen ikan nike itu melimpah saudara-saudara.

Belum beranjak dari bahasan ikan Nike, tentang rasa ikan Nike ini, enak, gurih, dan lezat saudara-saudara. Dengan bumbu yang sederhana pun, rasanya sangat lezat, karena memang dari rasa dasarnya ikan Nike yang enak. Untuk pertama kalinya, saya memasak ikan Nike menjadi peyek, karena belum terlalu tau kalau ikan jenis ini biasa diolah bagaimana, alhasil saya olah menjadi peyek, ikut-ikutan tentangga saya yang dulu pertama kali memberi peyek ikan Nike, hehe.

peyek

Ingin mencoba ikan Nike? Yuk berkunjung ke Gorontalo^^